Friday, December 4, 2009

DPU Stop Proyek yang Tak Sesuai Standar

PURBALINGGA (KR) - Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten (DPUK) Purbalingga mengeluhkan banyaknya rekanan pelaksana proyek-proyek DPU yang mengabaikan kualitas pekerjaan. Karenanya, DPU bertindak tegas dengan menghentikan pekerjaan proyek sampai rekanan memenuhi standar yang sudah direncanakan. “Keterlambatan proyek-proyek di PU lebih disebabkan karena rekanan yang telat. Sehingga pihaknya memberlakukan sanksi tegas dengan menerapkan denda lima persen dari nilai proyek,” Kepala DPU Kabupaten Purbalingga Susilo Utomo menuturkan kepada KR di ruang kerjanya, Sabtu (13/1).


Alasan keterlambatan proyek bagi kontraktor karena dalam pengadaan bahan bangunan, mereka juga tergantung stok dari pihak lain. Seperti besi cor dan aspal yang semuanya tergantung dari produsen.

Diungkapkan Susilo, DPU lebih mengutamakan kualitas pekerjaan ketimbang proyek tersebut selesai sesuai tanggal yang direncanakan tetapi kualitasnya tidak sesuai dengan planing dalam pemakaian material maupun komposisinya.

Disinggung banyaknya kegiatan yang diserahkan langsung ke tingkat desa, Susilo mengaku tidak masalah karena tujuan utama dari pemkab untuk memberdayakan masyarakat desa. Namun untuk pekerjaan yang kelasnya besar dan berat tetap ditangani PU. Karena di tingkat desa belum mampu menangani masalah perencanaan dan konstruksi seperti jembatan dan lainnya.

Meski demikian pihaknya membuka kesempatan bagi desa yang mengalami kesulitan teknis untuk berkonsultasi dengan DPU. Karena pada dinasnya telah memiliki personil yang bertugas selaku konsultan perencanaan maupun konsultan pendamping.

Pada kesempatan yang sama Susilo menuturkan, sedikitnya tiga pintu air saluran irigasi Banjar Cahyana hilang dicuri. Akibat hilangnya pintu air yang terbuat dari baja tersebut, pasokan air di wilayah yang selama ini dialiri air dari sungai Serayu, seperti areal pertanian di Bukateja, Kejobong dan Kemangkon akan terganggu. “Harga satu unit pintu air hanya Rp 1 juta. namun hal yang lebih penting adalah terganggunya sistem buka-tutup air di wilayah tersebut, ujar Susilo.

Di samping hilangnya 3 buah pintu air, pada saluran Banjar Cahyana juga terdapat kerusakan-kerusakan akibat tanggul dijebol untuk keperluan kolam ikan. Kerusakan dalam saluran irigasi juga menimpa saluran irigasi di desa Pegandekan kecamatan Kemangkon. Khusus untuk irigasi Pegandekan dibutuhkan dana Rp 2 miliar, dan dana tersebut sedang diusulkan ke pemerintah pusat. (Rus)(http://www.purbalinggakab.go.id)

0 comments:

  © Blogger templates Brooklyn by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP