Thursday, August 6, 2009

Brief Description of Drinking Water Central Java.

PERMASALAHAN AIR BERSIH PERKOTAAN
DI PROPINSI JAWA TENGAH


I. PENDAHULUAN

clean water Medium development [is] in Indonesia [done/conducted] [by] since year era 80 an, good [of] metropolitan town scale, metropolis, town [is] and small town ( rural IKK) storey;level And. Almost entire/all clean water medium [of] urban which [is] [is] woke up [by] to the central government initiative, passing Public Work Department, Directorate General The Masterpiece Creature, while some of small represent the ommission of Epoch of Dutch and Health Department ( to [be] rural).
But since year 1990 an of policy [of] central government oblige in clean water management National [of] this urban have to be delivered to Local Government Mount the II ( that moment) with forming PDAM Kab / town, previous have embryo [to] from BPAM ( Body of Drinking Water Organizer) below/under construction Ditjen Create The Masterpiece, Departmental [of] Public Work. Up to year 1996 PDAM still obtain;get the aid subsidize from Central Government [pass/through] the Ditjen Create The Masterpiece, Departmental [of] Public Work in the form of :
1.Pengadaan Chemicals
2.Bantuan operating expenses and conservancy
3.Subsidi of development and its infrastructure development.
As for expense of the development and development come from Fund : Pure APBN, Overseas Loan ( by Center), SLA ( Sub of Loan Agreement) and RDA ( Regional Development Account).
[At] monetary crisis era [of] year 1998 till in this time, [all] organizer ( PDAM) [shall] no longger get the the expense subsidy. [Is] so that happened [by] a disaster befalling almost entire/all PDAM in Indonesia the including Central Java Province. Midst of management Indulgence at the (time) of subsidy and made also " dairy cattle" to more institution to the, hence PDAM in this time have started to gnaw the expense of capital to take care of the continuity of its life. And thereby SLA and RDA cannot be moved over by PDAM, where totalizeing loan which not yet earned moved over for the Province of Central Java [is] equal to + Rp. 600 Billion.

clean water Service coverage [of] urban [pass/through] the pipe in national [is] equal to ± 39 %, while to Central Java Province ( 30, 145 million [soul/ head]) clean water service [in] urban newly reach + 35,4 %. Problem faced [by] [all] clean water organizer [of] urban in general [pass/through] the pipe [is] the lack of governmental attention [of] Kab / town to its[his] important [is] levying and clean water service to society which more and more the day more and more to growing difficult. clean water Difficulty marking to society [is]

- The hoisterous of sale [of] drinking water refill, The hoisterous of sale of drinking water tidiness, More and more to the number of clean water sale circle ( wear the cart - Drilling [of] ground water by housing and industrial
So that in society national buy the clean water very costly and not yet finished the problem of them. [common/ public] Picture outline [of] Province [of] Central Java administratively and woke up Clean Water Medium shall be as follows
[COMMON/ PUBLIC] PICTURE [of] MIDDLE PROVINCE JAWA AND CLEAN WATER [of] URBAN

N o
Uraian
Kondisi Pelayanan
Keterangan
1
Wilayah Administratif
1
Metropolitan


5
Kotamadya


29
Kabupaten


563
Kecamatan


8.553
Desa/Kel
2
Jumlah Penduduk (2000)
30.145.000
Jiwa
3
Sistem AB terbangun
60
BNA+Metro


191
IKK
4
Kecamatan yang belum
Mempunyai SAB
251
Kecamatan





DATA AB PERKOTAAN


1
Populasi Service Area
11.283.011
Jiwa
2
Debit Terpasang
11.732,9
L/detik
3
Rata2 Tingkat Pelayanan
170.,9
L/Orang/hari
4
Penduduk Terlayani
3.989.750
Jiwa
5
Coverage
35.4
%
6
Rata2 Kehilangan Air
30 -50,0
%
7
Pelayanan :



- SR
722.554
Unit

- HU/TA
5.294
Unit

- MT
135
Unit
8
Estimasi Biaya

Rupiah

Kurs 1 US $ = Rp. 9.400







II. PERMASALAHAN UMUM PELAYANAN AIR BERSIH
PERKOTAAN DI JAWA TENGAH

Permasalahan umum sistem pelayanan air bersih perkotaan (PDAM) di Propinsi Jawa Tengah secara garis besar terbagi atas :

- Permasalahahn Non Teknis
- Permasalahan Teknis

Permasalahan Non Teknis Pengelolaan Air Bersih Perkotaan terdiri atas :

1.Sumber Daya Manusia yang rendah. Hal ini diakibatkan karena lebih dari 60 % tenaga penunjang Instansi Teknis ini terdiri dari Tenaga Non Teknis yang latar belakang pendidikannya tidak sesuai. Sedangkan 40 % Tenaga Teknis yang ada tidak siap pakai dan belum terdidik dibidangnya.
2.Manajemen Tidak Profesional, efisiensi rendah serta kinerja yang kurang efektif
3.Masih besarnya “Informal Insentive” dalam tubuh para pengelola, walaupun sulit pembuktiannya
4.Tarif rata-rata masih rendah, dan tidak ada subsidi dari pemerintah Kab/Kota.
5.Makin mahalnya biaya investasi untuk pengembangan, pengelolaan dan pemeliharaan
6.Pinjaman (Hutang) yang cukup besar dan tidak dapat diangsur oleh PDAM.
7.Masih banyaknya “Beban” dari institusi yang lebih atas yang memberatkan manejemen PDAM
8.Kemandirian institusi pengelola (PDAM) tidak ada, sangat bergantung pada institusi yang lebih atas.
9.Tidak ada sanksi bagi PDAM yang tidak mengembalikan pinjaman (Hutang).
10.Lembaga penilai bagi pengelola (PDAM) tidak independen
11.Tidak adanya jaminan dan panduan bagi investasi swasta untuk dengan mudah dan terjamin untuk melakukan investasi jangka menengah dalam bidang air bersih
12.Belum ada kebijakan yang jelas secara Nasional dalam dalam pengembangan air bersih perkotaan.

Sedangkan permasalahan Teknis Pengelolaan Air Bersih Perkotaan terdiri atas :

1. Air Baku
Merupakan masalah utama bagi sebagaian besar sarana air bersih perkotaan di Jawa Tengah, terutama pada musim kemarau Air baku yang terdiri atas

-Mata Air : pada umumnya mengalami penurunan 30-40 % dari kapasitas awal. Hal ini disinyalir akibat perubahan pemanfaatan lahan pada daerah resapan air dan penebangan hutan/pohon.
-Air Tanah Dalam (Sumur Dalam) juga mengalami penurunan kualitas dan kuantitas, beberapa system terpaksa harus menghentikan operasinya oleh karena kualitas airnya sudah tidak layak.
-Air Permukaan (Sungai, Danau) juga mengalami penurunan kualitas dan kuantitas, serta biaya pengambilan sumber air baku alternative sangat mahal karena jauh. Pada musoim kemarau banyak yang kering.

2. Unit Produksi

- Kapasitas menurun
- Peralatan sudah mulai rusak
- Peralatan mesin pompa, genset sudah mulai rusak/tua dan belum ada peremajaan

3. Jaringan Transmisi dan Distribusi

- Kemampuan pengaliran menurun (sudah tua)
- Kebocoran Teknis tinggi (rata-rata 30 %)
- Pengembangan jaringan oleh PDAM tidak sesuai prosedur teknis

4. Peralatan Pelayanan (SR, HU/ TA dan MT)

-SR : Sambungan Rumah Pelanggan banyak terjadi kerusakan baik sengaja maupun tidak sengaja yang dilakukan oleh warga masyarakat maupun “oknum” pengelola.
-HU : Kerusakan teknis akibat tidak pernah dipelihara dengan baik sehingga pipa inlet dan
kran rusak.


III. PROGRAM “RESQUE” PDAM OLEH PEMERINTAH PUSAT

Kondisi darurat PDAM di kawatirkan akan bangkrut dalam waktu dekat, kembali mengundang perhatian Dep. Kimpraswil (dulu Dep. PU) sebagai “Ibu Kandung” yang pernah melahirkan PDAM secara rasional untuk memberikan penanganan “Resque” terhadap PDAM kab/kota yang kritis. Untuk itu dialokasikan dana APBN murni melalui Proyek (P2SP) guna membantu penyehatan PDAM yang kritis. Namun demikian penanganan ini tidak dapat diandalkan dan berlangsung lama, karena memang bersifat temporary.

Adapaun bantuan tersebut berupa :

1. Bantuan hibah peralatan mesin/pompa
2. Pengembangan perpipaan dan fasilitas produksi
3. Bantuan teknis penurun kebocoran
4. Bantuan Pelatihan dan Desiminas
5. Bantuan perbaikan manajemen

IV. USULAN PROGRAM PENYEHATAN PDAM
DI PROPINSI JAWA TENGAH

Untuk mengatasi permasalahan PDAM di Jawa Tengah dapat dilakukan dengan prioritas program sebagai berikut :

Perbaikan Non Teknis :

1.Peningkatan SDM dan Kinerja PDAM, perlu diadakan restrukturisasi dan proses seleksi kualifikasi ulang terhadap karyawan serta pelatihan khusus.
2.Pemilihan tenaga manger dengan “P & P.T” secara professional.
3.Pembersihan dan sangsi bagi manajemen yang KKN.
4.Penyesuaian Tarif Air
5.Penanggulangan dana pinjaman lunak untuk pengembangan infrastruktur a.b. perkotaan
6.Melakukan Pembayaran Angsuran Hutang dengan biaya talangan dari APBD
7.Membebaskan institusi pengelola (PDAM) dari “Tekanan” institusi yang lebih atas
8.Peraturan Daerah yang jelas perihal Kemandirian Pengelola PDAM
9.Penyusunan Peraturan Sanksi bagi Kinerja Manajemen Pengelola yang gagal mencapai target.
10.Pembentukan Kembali PMDU Propinsi yang Independen
Dengan mengaktifkan kembali Unit PMDU Propinsi, program penyehatan, evaluasi dan monitoring untuk masing-masing PDAM dapat berjalan dan terarah lebih baik . Baik dari aspek program, implementasi maupun pendanaannya.
11.Mengusulkan Peraturan Daerah Tentang Swastanisasi Pembangunan dan Pengelolaan Air Minum bagi Masyarakat.
12. Menggalang Kerjasama Kawasan Regional Bidang Air Bersih

Perbaikan Teknis :

1. Penataan Kembali Daerah Resapan Air
Hal ini dimaksudkan untuk mengatasi permasaahan air baku yang ada, sehingga penurunan kuantitas dan kualitas air baku dapat dieliminasi. Hal ini dapat menghemat biaya kontruksi yang lebih besar akibat pemindahan ataupun penambahan bangunan penangkap ataupun bangunan pengambilan baru untuk mengatasi penurunan air baku yang terjadi.

2. Unit Produksi
- Rehabilitasi Unit Produksi lama
- Pembangunan Unit Produksi baru
- Penggantian peralatan mesin

3. Jaringan Transmisi dan Distribusi
- Rehabilitasi Jaringan Transmisi dan Distribusi lama
- Pembangunan dan perluasan pipa distribusi baru
- Melengkapi peralatan penunjang transmisi dan distribusi

4. Peralatan Pelayanan (SR, HU/ TA dan MT)
- Rehabilitasi peralatan SR, HU/TA lama.
- Penambahan baru SR, HU sesuai standard teknis

5. Penurunan Kebocoran
- Pendataan dan pemetaan kembali jaringan
- Pembentukan Zoning Sistem dan Blok Distribusi
- Pembentukan divisi Teknis Khusus Penurunan Kebocoran.

V. USULAN PENANGANAN JANGKA PENDEK

1. Perbaikan Institusi Pengelolaan (PDAM) menjadi institusi yang lebih mandiri dan berskala lebih besar (minimal skala propinsi) dan berotoritas khusus berbentuk (PT dll) untuk menghindari birolerasi yang berbelit-belit.
2.Memberikan peluang swasta dengan batasan-batasan tariff maksimal dan minimal tertentu untuk tetap menjaga aspek sosial dan kompetisi sehat antar pengelola.
3.Pemerintah segera membuat master plan air baku untuk air minum, sehingga pihak investor mudah untuk perhitungan investasinya.
4.Penyusunan Perda yang didahului dengan peratruan pemerintah pusat mengenai hal-hal menyangkut aspek teknis dan non teknis swastanisasi air bersih.

VI. USULAN PENANGANAN JANGKA PANJANG

1.Program pelestarian sumber daya air baku yaitu dengan penghutanan kembali daerah resapan dan tagkapan air, penghentian pembukaan lahan pertanian di daerah resapan dan tangkapan air.
2.Pengaliran sumber air baku dari air tanah dalam menjadi air permukaan atau mata air.
3.Pungutan retribusi makal atau penutupan sumur-sumur penduduk dan sumur-sumur dalam industri.
4.Membuka peluang swastanisasi air bersih bagi satu daerah pelayanan dengan lebih dari satu pengelola, hal ini menghindari monopoli pengelolaan air bersih.
5. Merubah kwalitas pelayanan dari :
6.Air bersih menjadi air minum
7.Giliran menjadi 24 jam
8.Tekanan lemah menjadi tekanan cukup.

REKAPITULASI AIR BERSIH PERKOTAAN JAWA TENGAH

N o
Uraian
Kondisi Pelayanan
Tahun 2003
Sasaran Pelayan an MDG 2015
Keterangan
1
Populasi Service Area
11.283.011
14.309.586
Jiwa
2
Debit Terpasang
11.732,9
34.671.3
L/detik
3
Rata2 Tingkat Pelayanan
170.,9
230
L/Orang/hari
4
Penduduk Terlayani
3.989.750
9.684.777
Jiwa
5
Coverage
35.4
67.7
%
6
Rata2 Kehilangan Air
30 -50,0
20.0
%
7
Pelayanan :




- SR
722.554
1.816.955
Unit

- HU/TA
5.294
6.000
Unit

- MT
135
200
Unit
8
Estimasi Biaya

3.419 Triliun
Rupiah

Kurs 1 US $ = Rp. 9.400









REKAPITULASI AIR BERSIH 9 PDAM PDAM JAWA TENGAH
(Kab. Boyolali, Batang, Kendal, Rembang, Wonogiri, Banyumas, Purbalingga, Pemalang dan Kota Semarang)

N o
Uraian
Kondisi Pelayanan
Tahun 2003
Sasaran Pelayan an MDG 2015
Keterangan
1
Populasi Service Area
4.938.025
6.262.610
Jiwa
2
Debit Terpasang
4,.26,8
16.460.3
L/detik
3
Rata2 Tingkat Pelayanan
170.,9
250
L/Orang/hari
4
Penduduk Terlayani
1.453.186
4.052.800
Jiwa
5
Coverage
29,4
64.7
%
6
Rata2 Kehilangan Air
30 -50,0
20.0
%
7
Pelayanan :




- SR
261.107
781.440
Unit

- HU/TA
1.235
1.456
Unit

- MT
50
60
Unit
8
Estimasi Biaya

1.805 Triliun
Rupiah

Kurs 1 US $ = Rp. 9.400









0 comments:

  © Blogger templates Brooklyn by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP