Thursday, December 10, 2009

STSTISTIK DPU 2009


Pembangunan yang dilaksanakan di setiap Daerah tidak lain
dimaksudkan untuk mewujudkan perubahan yang direncanakan
melalui upaya sistematis dan berkelanjutan menuju peningkatan
kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat baik lahir maupun
batin. Begitu pula pelaksanaan pembangunan di Pemerintah
Kabupaten Purbalingga adalah dalam rangka mewujudkan visi dan
misinya.
Pelaksanakan pembangunan yang dilaksanakan Pemerintah
Kabupaten Purbalingga selama ini selain menghasilkan kemajuankemajuan
namun juga tidak terlepas dari permasalahanpermasalahan.
Kompleksitas permasalahan pembangunan serta
adanya pergeseran standar atau ukuran mengenai kualitas hidup
dan kesejahteraan yang ingin diwujudkan atau diharapkan
masyarakat menyebabkan upaya peningkatan kuantitas dan kualitas
pembangunan menjadi suatu proses yang tidak pernah selesai.
Berkaitan dengan hal tersebut untuk dapat mewujudkan tujuan
pembangunan Kabupaten Purbalingga sesuai dengan misinya yaitu

Purbalingga yang maju, mandiri, berdaya saing, sejahtera, dan
berakhlak mulia, maka berbagai permasalahan yang ada senantiasa
untuk dapat diatasi bersama melalui berbagai upaya pembangunan
secara bersinergi dan berkelanjutan.
Dalam implementasi otonomi daerah, pembangunan
infrastruktur menuntut perhatian yang serius, terutama karena
beberapa alasan. Antara lain : Pertama, fungsinya yang sentral
bagi semua stakeholders. Kedua, merupakan sarana dan prasarana
yang mutlak bagi aktivitas pembangunan pada bidang-bidang yang
lain. Ketiga, membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Keempat,
pengembangan daerah yang mengacu konsep pembangunan yang
moderen, berwawasan lingkungan, berkelanjutan, manusiawi,
efektif dan efisien, adalah sangat memerlukan kesiapan baik
konsep, visi, manajemen, komitmen dan kemauan yang keras dari
para steakholder dan pengambil kebijakan.
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Purbalingga sebagai salah
satu satuan kerja perangkat daerah pada Pemerintahan Kabupaten
Purbalingga akan terus ambil bagian dalam pelaksanaan
pembangunan guna mendorong terwujudnya visi dan misi Kabupaten

Purbalingga, yang penyelenggaraannya dikelola berdasarkan skala
priotitas sesuai dengan tingkat urgensi dan pengaruhnya terhadap
pencapaian sasaran dan tujuan pembangunan daerah serta dana
yang tersedia.


Friday, December 4, 2009

DPU Stop Proyek yang Tak Sesuai Standar

PURBALINGGA (KR) - Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten (DPUK) Purbalingga mengeluhkan banyaknya rekanan pelaksana proyek-proyek DPU yang mengabaikan kualitas pekerjaan. Karenanya, DPU bertindak tegas dengan menghentikan pekerjaan proyek sampai rekanan memenuhi standar yang sudah direncanakan. “Keterlambatan proyek-proyek di PU lebih disebabkan karena rekanan yang telat. Sehingga pihaknya memberlakukan sanksi tegas dengan menerapkan denda lima persen dari nilai proyek,” Kepala DPU Kabupaten Purbalingga Susilo Utomo menuturkan kepada KR di ruang kerjanya, Sabtu (13/1).


Alasan keterlambatan proyek bagi kontraktor karena dalam pengadaan bahan bangunan, mereka juga tergantung stok dari pihak lain. Seperti besi cor dan aspal yang semuanya tergantung dari produsen.

Diungkapkan Susilo, DPU lebih mengutamakan kualitas pekerjaan ketimbang proyek tersebut selesai sesuai tanggal yang direncanakan tetapi kualitasnya tidak sesuai dengan planing dalam pemakaian material maupun komposisinya.

Disinggung banyaknya kegiatan yang diserahkan langsung ke tingkat desa, Susilo mengaku tidak masalah karena tujuan utama dari pemkab untuk memberdayakan masyarakat desa. Namun untuk pekerjaan yang kelasnya besar dan berat tetap ditangani PU. Karena di tingkat desa belum mampu menangani masalah perencanaan dan konstruksi seperti jembatan dan lainnya.

Meski demikian pihaknya membuka kesempatan bagi desa yang mengalami kesulitan teknis untuk berkonsultasi dengan DPU. Karena pada dinasnya telah memiliki personil yang bertugas selaku konsultan perencanaan maupun konsultan pendamping.

Pada kesempatan yang sama Susilo menuturkan, sedikitnya tiga pintu air saluran irigasi Banjar Cahyana hilang dicuri. Akibat hilangnya pintu air yang terbuat dari baja tersebut, pasokan air di wilayah yang selama ini dialiri air dari sungai Serayu, seperti areal pertanian di Bukateja, Kejobong dan Kemangkon akan terganggu. “Harga satu unit pintu air hanya Rp 1 juta. namun hal yang lebih penting adalah terganggunya sistem buka-tutup air di wilayah tersebut, ujar Susilo.

Di samping hilangnya 3 buah pintu air, pada saluran Banjar Cahyana juga terdapat kerusakan-kerusakan akibat tanggul dijebol untuk keperluan kolam ikan. Kerusakan dalam saluran irigasi juga menimpa saluran irigasi di desa Pegandekan kecamatan Kemangkon. Khusus untuk irigasi Pegandekan dibutuhkan dana Rp 2 miliar, dan dana tersebut sedang diusulkan ke pemerintah pusat. (Rus)(http://www.purbalinggakab.go.id)

Dharma Wanita DPU Purbalingga Sabet Juara I Lomba Cipta Menu

Purbalingga (Derap Perwira). Tim Penggerak PKK Kabupaten Purbalingga bekerjasama dengan Bagian Perekonomian Setda Purbalingga Selasa (5/8) mengadakan lomba cipta menu pangan lokal beragam, bergizi, seimbang dan aman berbasis sumber daya wilayah di Pendopo Dipokusumo yang diikuti 28 peserta.

Drs. Agus Winarno selaku Ketua panitia mengatakan tujuan diadakannya lomba tersebut, untuk menggali potensi kepiawaian para ibu rumah tangga guna memanfaatkan bahan yang ada disekitar untuk menjadi bahan makanan yang tidak kalah dengan bahan yang sudah biasa disajikan setiap harinya. Oleh karena itu diupayakan ada inovasi dalam mengolah dan menyajikan makanan yang berbahan lokal. Selain itu juga, dari segi keamanan juga menjadi prioritas utama, sehingga orang yang akan makan tidak timbul rasa was-was.

Dikatakan Agus, selain perwakilan dari 18 Tim Penggerak PKK tingkat Kecamatan juga diikuti oleh 10 peserta dari Organisasi Wanita lainnya."Kita juga melibatkan juri profesional yang sudah terbiasa menanggani hal tersebut, sehingga tidak ada unsur KKN" kata Agus

Titin Sulistiwati salah satu juri kepada Derap Perwira menuturkan jika lomba cipta menu yang berbasis bahan lokal memang perlu ditingkatkan lantaran saat ini kecenderungan masyarakat kita kurang begitu memahami bahwa disekitar kita juga banyak tersedia bahan pangan." Hanya saja perlu ada sentuhan sehingga makanan yang kita olah masih ada nilai gizinya," tutur Titin

"Sebagai juara satu direbut dari persatuan Dharma Wanita DPU Purbalingga dengan secor 80,50 yang menyisihkan 17 peserta lainnya, pihaknya juga merasa binggung ketika menentukan juara, karena peserta sudah cukup bagus, dalam mengolah dan menyajikan makanan" imbuhnya

Drs Subeno MM dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada penyelenggara yang sudah berinisiatif mengadakan lomba cipta menu,selain menggali potensi yang ada juga hal tersebut memupuk rasa cinta akan produk lokal. (ries)(http://www.purbalinggakab.go.id)

Sejumlah Proyek Belum Sesuai Target

PURBALINGGA – Sejumlah pekerjaan proyek yang dibiayai dari APBD murni dan APBD Perubahan 2009 belum sesuai target yang diharapkan. Proyek-proyek tersebut seperti pembangunan Purbalingga city Park, jembatan Kali Kijing, Auwning pasar Segamas, pembangunan talud pengaman SD Negeri Jingkang Karangjambu, dan sejumlah kegiatan DAK di Dinas Peternakan dan Perikanan.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Bagian Pembangunan Setda Drs Suroto, M.Si dalam rapat Koordinasi Pengendalian Operasional kegiatan/Rakor POK ke-III Semester II tahun anggaran 2009 di ruang Ardi Lawet Setda, Senin (9/11).
Dikatakan Suroto, selain sejumlah proyek kegiatan yang belum sesuai target, juga ada pekerjaan yang terpaksa harus ditunda. Pekerjaan tersebut yakni pembangunan tugu bancar tahap I. Penundaan ini akibat gagal lelang sehingga tidak cukup waktu untuk melaksanakan apabila dilelang ulang pada tahap II.
“Sejumlah pekerjaan lain juga harus dikebut karena hanya memiliki masa pelaksanaan selama 75 hari atau bahkan 45 hari kalender. Pekerjaan dimaksud meliputi pembangunan SD Negeri Purbalingga Kidul, gedung museum artefak dan wayang Kutasari,” kata Suroto.
Dibagian lain Suroto merinci, pada tahun anggaran 2009, dari total APBD murni dan APBD Perubahan sebesar Rp 796 milyar, diantaranya dipergunakan untuk belanja fisik ke-PU-an sebesar Rp 168,6 milyar. Dana sebesar ini untuk membiayai 228 kegiatan yang tersebar pada 12 Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Sedang dana dekonsentrasi tugas pembantuan sebesar Rp 67,8 milyar dipergunakan untuk membiayai 37 kegiatan yang tersebar pada 8 SKPD.
“Secara umum prestasi capaian pekerjaan ke-PU-an menunjukan perkembangan yang menggembirakan sesuai penjadwalan dan target yang ditetapkan. Namun, sejumlah pekerjaan masih perlu dipacu untuk menghindari keterlambatan pelaksanaan pekerjaan,” kata Suroto.
Sementara itu Sekda Drs H Subeno meminta, pekerjaan yang dibiayai dari APBD 2009 harus selesau secara paripurna, tidak ada yang terlambat, apalagi tidak selesai baik menyangkut capaian fisik maupun penatausahaan kegiatan. “Pelaksanaan pekerjaan tetap harus mengedepankan aspek-aspek efisiensi, efektifitas, tepat waktu, tepat mutu, tepat sasaran, tepat volume serta didukung dengan tertib administrasi sesuai ketentuan yang berlaku,” pinta Subeno. (y)(http://www.purbalinggakab.go.id)

Menggarap Proyek Jangan ‘Kemrungsung’

Purbalingga - Para pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemkab Purbalingga, diminta mengupayakan ketepatan waktu dalam melaksanakan kegiatan pembangunan yang menjadi tanggungjawabnya. Jangan mengulur-ulur waktu sampai mendekati akhir tahun, yang akhirnya mengerjakannya terburu-buru atau ‘kemrungsung’.

Harapan itu disampaikan Sekda Purbalingga Drs Subeno MM, saat memimpin rapat koordinasi pengendalian operasional kegiatan (Rakor POK) khusus ke-PU-an Kabupaten Purbalingga tahun anggaran 2009, di ruang Ardi Lawet, Kamis (6/8). Rakor POK yang difokuskan pada kegiatan bersifat fisik ke-PU-an itu diawali laporan Kabag Pembangunan Setda Purbalilngga, Drs Suroto MSi.

“Dalam melaksanakan kegiatan pembangunan, jangan kalau waktunya sudah mepet. Nanti ada lebaran, ada hari jadi Kabupaten Purbalingga, dan sebagainya. Akan menjadi lain lagi permasalahannya. Artinya banyak kegiatan lain. Kalau sudah mepet-mepet akhir tahun, akhirnya ‘kemrungsung’, kesusu,” katanya menghimbau.

Kalau dalam melaksanakannya ‘kemrungsung’, menurut Subeno, bisa berpengaruh pada mutu pekerjaan, bisa berpengaruh pada volume, bisa berpengaruh pada adminitrasi yang belum lengkap, dan sebagainya. Yang ujung-ujungnya nanti bisa berpengaruh pada manfaat, dan kepercayaan. Karena itu harus diupayakan melaksanakan pekerjaan bisa selesai tepat waktu, dan sebagainya.

“Ora wurung, kalau ada permasalahan, yang dinilai tidak becus ya kita jajaran pelaksana. Ya termasuk tentunya saya, sebagai pengendali pembangunan di Kabupaten Purbalingga. Tapi saya berterima kasih atas semua informasi yang telah disampaikan pimpinan SKPD. Secara umum menggembirakan, dan harapannya jangan sampai terlambat,” katanya berharap.

Kabag Pembangunan Setda Purbalingga Suroto, mengatakan APBD Kabupaten Purbalingga 2009 untuk kegiatan ke-PU-an sebanyak 270 kegiatan senilai Rp 103,1 miliar. Sedangkan kegiatan ke-PU-an yang mendahului APBD Perubahan 2009 sebanyak 22 kegiatan senilai Rp 10,9 miliar. Sehingga total kegiatan ke-PU-an sebanyak 292, dengan anggaran Rp 114 miliar lebih.

“Khusus Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Purbalingga, APBD murni untuk 114 kegiatan, senilai Rp 76,3 miliar. Ditambah yang menggunakan anggaran mendahului APBD Perubahan 2009 sebesar Rp 87 miliar, untuk 135 kegiatan,” kata Suroto.

Menurut dia, berdasarkan laporan yang masuk ke bagian Pembangunan, sampai akhir Juni 2009 rata-rata realisasi fisik baru mencapai 22,49 persen, dari target yang ditetapkan 30,80 persen. Sedangkan realisasi keuangannya sudah mencapai 28,05 persen, dari target sebesar 28,05 persen.

“Yang non fisik, relatif tidak ada kendala. Seperti ATK, gaji pegawai, dan sebagainya. Justru yang fisik-fisik ini, yang harus kita kendalikan, supaya on time. Yang kita harapkan, ketika mau lebaran, fasilitas umum di perkotaan sudah menampakkan capaian yang signifikan. Sehingga masyarakat perantau yang pulang kampung, melihat Purbalingga sudah ada bedanya lagi,” katanya. (rd)(http://www.purbalinggakab.go.id)

Gelora Goentor Darjono Mampu Tampung 10 Ribu Penonton

Purbalingga – Bupati Purbalingga Drs H Triyono Budi Sasongko, M.Si, Rabu (25/11) meresmikan penggunaan Gelanggan olah raga (Gelora) Goentoer Darjono. Gelora tersebut mampu menampung penonton hingga 10 ribu orang.

Peresmian ditandai dengan pembacaan Keputusan Bupati nomor 64 Tahun 2009 tentang Gelanggang Olah Raga Goentoer Darjono. Kemudian penandatangan prasasti, pembukaan selubung, dan pelepasan balon ke udara. Peresmian tersebut dimeriahkan dengan lomba lari antar pelajar se-eks Karesidenan Banyumas, pemecahan rekor MURI paduan suara terbanyak, dan apel besar pengurus Persatuan Guru Republik Indonesia.

Bupati mengemukakan, pemberian nama Gelora Goentur Darjono dimaksudkan utuk mengenang kepemimpinan Bupati Purbalingga ke-17 yang memimpin Purbalingga antara tahun 1973 – 1979. Goentoer Darjono yang berasal dari TNI Angkatan Udara mampu meletakan sendi-sendi pembangunan ketika anggaran masih terbatas. Goentoer Darjono mampu membuka akses jalan hampir di seluruh wilayah Kecamatan di Purbalingga, kemudian membangun Monumen Tempat Lahir Jenderal Soedirman, membuka obyek wisata Goa Lawa , dan sejumlah prestasi lainnya.

Pada peresmian tersebut, kerabat keluarga besar Goentur Darjono ikut diundang untuk hadir menyaksikan peresmian. Dalam kesempatan tersebut keluarga Goentur Darjono juga memberikan prasarana pendukung berupa bola dan alat olah raga lainnya untuk mendukung olah raga di Purbalingga.

Sementara itu Kabag Pembangunan Setda Drs Suroto, M.Si mengatakan, Gelora Goentoer Darjono memiliki luas sekitar 81.426 meter persegi. Pembanguna gelora yang berlokasi di kelurahan Purbalingga Kidul menelan biaya Rp 12,5 milyar. Sarana pendukung antara lain lintasan atletik, lapangan sepak bola, tribun utama, tribun terbuka (area penonton), lampu penerangan dengan daya listrik 5.500 VA, bangunan tiketing, dan sejumlah fasilitas lainnya. (humas/y)(www.purbalinggakab.go.id)

  © Blogger templates Brooklyn by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP